sudah merdekakah kita?

Suatu ketika saya berjalan-jalan di daerah karawang dan melewati salah satu pabrik garmen yang ada di kota itu. Di saat itu sedang waktunya istirahat makan siang, yang hadir di hadapan mata saya adalah ratusan wanita muda berhamburan keluar dari pabrik. Wajah-wajahnya polos, usianya mungkin berkisar 17 sampai 20 tahun. Mereka langsung menyerbu penjaja makanan, sandal, baju, dan barang-barang kelontong lain. untuk mengganjal perut mereka memilih jajanan seperti mi ayam dan bakso yang jauh dari kata bergizi. Bila ada sisa uang mereka mudah tergoda dengan jajaran sandal cantik dan baju-baju yang ditawarkan pedagang kaki lima. Sungguh suatu gambaran menyedihkan bagi saya. Anak-anak bangsa yang jumlahnya bisa ribuan dalam satu pabrik, tidak mendapat kesempatan menimba ilmu, tetapi justru harus memeras keringat. Bila melihat semua itu, dan bagaimana kita membiarkan keadaan ini terjadi dengan alasan kita membutuhkan tenaga mereka yang murah, lantas apa bedanya kita dengan penjajah belanda dan jepang dulu? Para penjajah itu dulu sengaja membuat para pribumi tidak mendapat akses pendidikan hingga kita selalu berada dalam kebodohan dan tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengandalkan tenaga kita untuk menjadi buruh bagi pabrik-pabrik mereka yang terus menggelontorkan kekayaan bagi negaranya. Hingga tidak ada yang tersisa dari kita, kecuali jiwa-jiwa lemah yang hanya bisa mengharapkan pekerjaan dari si tuan. Saya, tidak bisa berkata apa-apa melihat semua itu, saya terlalu terhenyak, apakah tidak ada yang bisa kita lakukan bagi saudara-saudara sebangsa kita untuk bisa merdeka dan sekedar hidup layak menikmati kemerdekaan ini. Adakah yang bisa kita lakukan?

196619_488302877856452_1805650384_n