Anak Kita dan “Idaman Hatinya”

Beberapa waktu ini saya sering mendapati postingan tentang anak-anak sd yang sudah bisa membuat surat cinta dan yang sudah berani berselfie mesra dengan pacarnya. Miris? Semestinya iya. Tetapi tidak juga menutup mata kita bahwa memang di usia itu mereka sudah mulai mengalami perkembangan terkait dengan hormon dan fisik, sehingga sebetulnya “wajar” bila anak sd sudah bisa melakukan semua hal yang tersebut. Saya bisa bicara seperti ini karena itu saya alami sendiri pada anak saya yang sekarang duduk di kelas 4 sd. Si Kakak, begitu kami memanggilnya, sudah mulai bertanya-tanya tentang menstruasi, pacaran, dan hal-hal yang berhubungan dengan seksualitas. Saya tidak melihatnya sebagai hasil negatif dari pergaulan atau tontonan televisi, saya justru lebih melihatnya sebagai bagian dari perkembangannya sebagai seorang manusia normal. Jadi, saya tidak serta merta jengah untuk membahasnya. Saya dan si kakak malah senang membahasnya, membicarakannya selayaknya hal-hal penting dalam kehidupan. Saya bahkan bisa tahu siapa teman sekelasnya yang sekarang sedang kakak “sukai”, bagaimana tipe laki-laki kesukaannya (amazing kan anak umur 9 tahun sudah bisa mendeskripsikan tipe pria). Itu bukan hal yang tabu, itu justru menjadi feedback buat saya tentang bagaimana cara berfikir anak kita, dan apa sebetulnya yang dia butuhkan. Karena sesungguhnya apa yang “disukai” anak kita itu berarti hal-hal yang sejatinya ia butuhkan, seperti misalnya kasih sayang, perhatian, dan sebagainya. Dan yang terpenting dari semua itu, kita bisa jauh lebih mudah menunjukkan cara berpikir yang benar tentang seksualitas pada anak dibandingkan dengan menilai negatif bila anak kita mulai berbicara hal-hal tersebut. Anak, sesungguhnya mengidolakan orangtuanya sebelum siapapun, tetapi sayangnya, mereka akan beralih idola ketika idola pertama mereka itu tidak lagi mau diidolakan. (Ditulis dengan penuh cinta untuk kakak, someday kalau sudah boleh buka facebook)

993932_606717062682825_323329181_n

Leave a comment