Seri Pembentukan Karakter-Melatih anak mengatasi konflik di kelas

-Kumpulan Materi Kelas Online Sekolah Ibu-

🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸
Anak kita, memiliki semua yang dibutuhkan manusia untuk belajar, mereka adalah makhluk yang siap menerima semua informasi dan mentransfernya menjadi suatu tindakan. Butuh orang dewasa untuk MENJELASKAN arti dari setiap tindakan yang ditiru anak-anak. MENJELASKAN artinya, bila itu tindakan buruk tidak langsung melarang atau memarahi tapi menjelaskan pilihan yang lebih baik untuk dilakukan dan bila itu tindakan baik beri motivasi untuk dilanjutkan.

🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸

Melatih anak mengatasi konflik di kelas sebetulnya adalah bagian dari pembentukan karakter, artinya…lakukan secara perlahan dan bertahap ya ibu-ibu…dan karakter yang ingin kita bentuk adalah karakter untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan, untuk mengambil yang baik dari lingkungan dan membuang yang buruk darinya. Pada akhirnya, anak-anak kita diharapkan bisa menjadi pribadi yang kompetitif dan bisa tampil dan berperan di masyarakat.

🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸
Tahapan interaksi anak (sesuai dengan usia dan kematangan psikologisnya):
1. Menangis untuk menyampaikan keinginannya (saya lapar, saya ngantuk, saya bosan, saya takut)
2. Meraih barang yang diinginkannya (meraih mainan, benda-benda di depannya, merebut yang dipegang orang lain)
3. Menolak dengan badannya sesuatu yang tidak diinginkannya (membuang muka waktu disuapi, menarik tangannya, berteriak, mendorong, menghindar)
4. Berbicara (menyampaikan pendapatnya secara verbal)

🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸
Semakin matang karakter anak, maka semakin sedikit tindakan fisik yang dilakukannya untuk menyampaikan pendapat, anak lebih banyak menggunakan verbal baik dalam bentuk lisan maupun tulisan

🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸
Bagaimana melatihnya?
Kemampuan menggunakan verbal adalah bentuk kecerdasan alamiah yang dimiliki oleh setiap manusia, karena di dalam diri setiap orang yang pendiam sekalipun memiliki potensi untuk bercerita.

Karena itu, biasakan bercerita, cerita apapun baik yang kita alami sehari-hari, atau pengalaman kita waktu kecil, semua cerita itu memberi pesan yang dibutuhkan anak-anak.

Bercerita adalah cara kita berkomunikasi dengan anak-anak, menyampaikan pesan tentang cara hidup yang bisa mengajarkan anak-anak bagaimana bersikap yang bisa menyelamatkanya dalam pergaulannya.

Buku, televisi, adalah media yang bisa membantu cerita kita, tapi bukan berfokus pada medianya, fokusnya justru pada ucapan kita, mimik kita waktu bercerita, dan komunikasi di antara kita dan anak-anak. Sehingga, anak-anak terbiasa tidak menelan mentah-mentah informasi dari media.

🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸
Ketika anak mengalami konflik dengan teman di sekolahnya, apa yang harus dilakukan?
1. Tidak melakukan penilaian apapun tentang anak kita (seringkali orang tua terlanjur menilai anaknya lemah dan penakut, atau nakal dan kurang ajar) sehingga kemudian orang tua melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan inti permasalahan sebenarnya

2. Buka komunikasi dengan anak (butuh teknik bertanya yang tepat)

3. Bangun kepercayaan diri anak (beri sentuhan, pelukan)

4. Bantu anak mengatasi masalahnya lewat cerita bukan dengan nasihat (selalu ajarkan cara bijaksana untuk mengatasi masalah, kekerasan selalu menjadi cara yang salah untuk menyelesaikan masalah anak dengan temannya)

5. Ajak anak mengenali kelemahan dan kelebihannya, karena dengan begitu, anak bisa menganalisa apakah masalah yang dihadapinya masih bisa diatasi atau sudah di luar kemampuannya.

🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸
Orang tua seringkali kesulitan memantau aktivitas anaknya di luar, lantas, bagaimana mendeteksi anak yang membutuhkan bantuan kita?
1. Adanya perubahan sikap yang agresif bahkan cenderung memberontak (Seringkali sikap yang tidak pantas adalah jeritan hati anak yang memohon kehadiran, cinta, dan perhatian orang tua)

2. Adanya perubahan sikap menjadi pemurung dan menarik diri

3. Adanya gejala psikosomatis – sakit kepala dan sakit perut

Bila terdapat gejala-gejala seperti di atas, ada baiknya kita melakukan komunikasi dengan anak kita lewat cara-cara yang saya sampaikan di atas

🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸🌷🌸
Catatan Akhir:
Tidak ada cinta yang lebih tulus selain cinta seorang ibu pada anaknya. Tetapi, seringkali cinta ini tidak tersampaikan dengan baik, karena dalam bentuk tindakan, kita seringkali tidak memperlihatkan wujud dari cinta itu, sehingga anak-anak terpaksa mencari cinta lain di antara teman-temannya. Akhirnya mereka lebih mempercayai sahabat mereka dibanding ibunya sendiri. Jadi, bertindaklah sebagai penerima semua kekurangan anak, karena justru disebabkan adanya kekurangan mereka itulah mereka membutuhkan kita. Sejatinya, ketika anak-anak sedang belajar menjadi dirinya sendiri, kita juga sedang belajar menjadi ibunya.

Seri Pembentukan Karakter – Melatih anak sholat

-Kumpulan materi kelas online Sekolah Ibu-

πŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒ
Melatih anak sholat itu seperti melatih anak tentang hakikat hidup, sebegitu pentingnya hal tersebut, maka jangan serahkan hanya di Paud, TPQ, TK, atau tempat mengaji anak-anak. Melatih anak sholat adalah hal yang sangat pribadi untuk membentuk karakter mereka, karenanya, orang terpenting untuk melakukannya adalah kita, ibunya. Sulitkah? Saya jawab, tidak, karena buat ibu, tidak ada yang sulit kalau sudah menyangkut kepentingan anak, mereka adalah berkah, hadiah, sekaligus titipan indah yang tidak ada taranya untuk kita, jadi…segalanya menjadi tidak sulit untuk sesuatu yang sangat indah.

πŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒ
Mengajarkan anak sholat pada hakikatnya adalah membentuk karakter:
1. Akidah yang bersih, hanya meminta pada Allah
2. Disiplin terhadap waktu
3. Berkomitmen pada janji diri sendiri
4. Bertanggung jawab pada dirinya

πŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒ
Mengajarkan anak sholat perlu tahapan yang membuat anak-anak tidak menjadikan sholat sebagai beban, tetapi proses untuk bisa semakin dekat dengan Allah.

πŸŒΊπŸƒTahap 1: Mencontohkan (bayi – 3 tahun), selalu lakukan sholat di tempat yang bisa terlihat oleh bayi kita, sehingga mereka terbiasa melihat orang tuanya sholat, terbiasa melihat gerakannya. Tidak seperti komputer, rekaman dalam memori kita terjadi tanpa disadari, diproduksi oleh AMR (Automatic Memory Registry – catatan rekaman secara otomatis). Semua citra yang tertangkap oleh indera akan direkam oleh otak. Semua pikiran dan perasaan – negatif atau positif – tanpa disadari tercatat oleh fenomena AMR. Itu sebabnya, pastikan anak merekam semua aktivitas sholat orang tuanya dalam kondisi yang menyenangkan, tidak dipaksakan, dan lakukanlah sholat dengan khusyu sehingga terasa sekali suasana hati orang yang melakukan sholat itu pada anak. Itu sebabnya, sebelum melatih anak sholat, perbaikilah sholat kita terlebih dahulu.

πŸŒΊπŸƒTahap 2: Mengajak (3 tahun – 5 tahun), mengajak anak ikut serta untuk sholat tanpa dipaksa, membelikan alat sholat yang menarik, membiarkan anak mengikuti gerakan kita tanpa banyak menjelaskan, bila anak bertanya, baru kita jelaskan.

πŸŒΊπŸƒTahap 3: Melatih anak untuk sholat (5 tahun – 6 tahun) dimulai dari 1 atau 2 waktu sholat saja, tetapi konsisten untuk terus dikerjakan, carilah waktu sholat yang paling mudah untuk dikerjakan anak-anak, seperti sholat dzuhur dan magrib.

πŸŒΊπŸƒTahap 4: Mengevaluasi setelah 1 tahun, dan menambah waktu sholat, sampai akhirnya anak mengerjakan 5 waktu sholat (ditargetkan usia 9 tahun)

πŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒ
TIPS:
β€’ Sebelum melatih sholat, yang terpenting adalah mengenalkan Allah pada anak-anak, sehingga mereka mencintai Allah dan ikhlas melakukan perintah-Nya.
β€’ Tidak melakukan pemaksaan, dan selalu membuat kesepakatan dari hasil komunikasi bersama antara ibu dan anak dalam membuat komitmen sholat.
β€’ Lebih didahulukan mengajarkan gerakan sholat daripada bacaan sholat, bacaan sholat akan kita ajarkan sedikit demi sedikit seiring mereka sudah mulai rutin mengerjakan sholat.
β€’ Tidak memaksakan anak untuk melakukan sholat secara sempurna, karena yang terpenting adalah mereka mau menepati waktu sholat terlebih dahulu.
β€’ Tidak terlalu sering mengingatkan sholat, karena anak akhirnya akan mengandalkan kita untuk mengingat waktu sholat, bukannya mengatur waktunya sendiri. Jadi, ingatkan sholat di waktu akhir sholat saja, untuk memastikan mereka tidak ketinggalan waktu sholat.
β€’ Lakukan dengan penuh kesabaran, karena sejatinya……kesabaran itulah yang ingin kita tunjukkan pada anak-anak dan kesabaran itu juga tujuan kita……bahwa menjalani hidup adalah tentang kesabaran.

πŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒπŸŒΊπŸŒΊπŸƒ
Catatan Akhir:
Shalat adalah ibadah rutin yang menjadi berkah bagi umat Islam. Bagi seorang ibu, kewajiban sholat menjadi berkah tersendiri dalam mengasuh anak-anak, karena lewat sholat ada begitu banyak manfaat pembentukan karakter yang bisa didapatkan. Manfaatkan rutinitas sholat sebagai salah satu metode pengasuhan kita pada anak-anak. Sholat yang dilakukan anak-anak jangan sampai hanya sekedar pembiasaan, tetapi kesadaran diri yang muncul dari fitrah spiritual anak-anak. Sholat bukanlah sekedar kewajiban hamba pada Khaliknya, tetapi sholat adalah usaha kita untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan kita. Ketika kita sudah menegakkan sholat, maka kita kan mudah memahami jiwa manusia, karena saat shalat berarti kita mendekati Pencipta manusia. Jadi, sebelum melatih anak sholat, tegakkan terlebih dahulu sholat kita, untuk bisa memahami jiwa anak-anak.

Ketika shalat sudah menjadi bagian dari karakter anak, maka kita sudah memberikan senjata terkuat pada anak-anak kita. Yang melindunginya dari perbuatan keji dan mungkar, dimanapun di antara berada. Yang menjadi penolong anak-anak kita dalam menghadapi tantangan hidupnya kelak. Jadi, latihlah anak kita sholat tidak berdasarkan target umum, tapi berdasarkan kemampuan individual.

Bahaya Gadget pada Anak-Anak

-Kumpulan materi kelas WA Sekolah Ibu-

πŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’Ώ
Manfaat gadget:
1. Menjadi familiar dengan teknologi sejak dini.
2. Membantu mengasah pikiran lewat game khusus seperti puzzle, game kata, dan game sejenis.
3. Membuat anak betah di rumah.
4. Membantu komunikasi dengan anak bila kondisinya mengharuskan kita berjauhan.

πŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’Ώ
Dampak negatif gadget pada anak-anak:
1. Resiko radiasi elektromagnetik. setiap gadget memiliki paparan elektromagnetik yang dapat mempengaruhi tubuh. Untuk anak 1-3 tahun yang saraf-sarafnya sementara berkembang, radiasi elektromagnetik dari lingkungan di sekitarnya dapat menghambat perkembangan tersebut. Akibatnya perkembangan kogintif anak berjalan lambat, anak susah berkonsentrasi dan akibat negatif lainnya.
2. Kemampuan psikomotorik berkurang. Menghabiskan waktu dengan gadget membuat kemampuan anak yang lain kurang berkembang, salah satunya adalah kemampuan psikomotorik anak. Padahal semestinya usia anak-anak adalah usia untuk mengeksplor seluruh bakat psikomotorik yang dimilikinya, seperti menggambar, bernyanyi, bermain bersama rekan sebaya (ketrampilan sosial) dan kegiatan lainnya.
3. Menurunkan minat belajar anak, karena aplikasi dan sistem operasi pada gadget menyajikan interaksi multimedia yang memikat. Sehingga anak yang terbiasa berinteraksi dengan gadget akan cepat bosan dengan buku pelajaran sekolah yang cenderung statis.
4. Kecanduan.
5. Susah tidur, karena hampir semua layar gadget mengeluarkan yang namanya blue light yang menyerupai cahaya pada siang hari. Cahaya tersebut dapat mengirimkan sinyal yang salah pada otak anak dan bisa membingungkan bagi tubuh manusia. Jadi apabila pada malam hari anak jadi susah tidur, disarankan untuk memberlakukan kegiatan tanpa gadget dirumah Anda 1-3 jam sebelum tidur dan mengganti dengan membaca buku bersama-sama, atau menceritakan dongeng-dongeng yang bermanfaat bagi mereka.
6. Gangguan pada mata, terlalu sering menatap layar dianggap bisa menyebabkan mata jadi buram, kering dan bahkan jadi sering sakit kepala. tua disarankan untuk mengajarkan anak untuk menjaga jarak pandang antara mata dan juga layar, selain itu atur tingkat terang dan gelapnya, jangan terlalu terang, dan suruh anak untuk beristirahat setiap 10 – 20 menit sekali.
7. Nyeri / Sakit, terlalu lama bermain smartphone bisa menyebabkan sakit pada beberapa bagian tubuh, seperti pada bahu, leher, punggung, tangan dan jari. Ajarkan anak untuk sering beristirahat dan ajarkan juga mereka posisi duduk yang baik dan posisi gadget jangan sampai lebih tinggi dari mata. Hal ini untuk mengurangi dampak leher terlalu lama mendongak.
8. Konsentrasi jadi pendek dan jadi pelupa, terlalu lama dalam menggunakan gadget ternyata dapat membuat seseorang sulit untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu lama pada sesuatu. Teknologi media memaksa orang untuk memproses informasi dengan sangat cepat. Akibatnya, anak terlalu cepat dalam memproses informasi, mereka malah cenderung jadi kurang bisa berkonsentrasi serta daya ingatnya menurun. Apabila anak-anak tidak bisa berkonsentrasi, maka tentu efek sampingnya mereka akan mengalami berbagai kesulitan dalam belajar.
9. Gangguan mental, sejumlah studi menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi yang berlebihan dapat berpotensi menjadi penyebab tingkat depresi pada anak, kurang konsentrasi, kecemasan, autisme, bipolar, serta perilaku bermasalah lainnya.
10. Tidak berkelanjutan, menurut peneliti Cris Rowan, sebuah edukasi yang berasal dari gadget tak akan bisa bertahan lama dalam ingatan anak-anak. Oleh sebab itu, pendekatan pendidikan melalui gadget tidak akan berkelanjutan bagi anak-anak tersebut, sehingga perlu untuk dibatasi.

πŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’Ώ
Pada usia berapa idealnya orang tua mengizinkan anak-anaknya menggunakan gadget?
Untuk β€œmemperkenalkan gadget” Dr. Ahmad Suryawan pada website mutiara-hati.com mengatakan bahwa jika ingin memberikan gadget pada anak, sebaiknya orang tua melakukannya pada saat anak sudah berusia di atas 6 tahun, karena pada saat itu perkembangan anatomi otak anak sudah 95% dari otak dewasa.
Untuk bisa memiliki hape pribadi, disarankan pada anak usia 13 tahun ke atas, karena ketika prosesnya benar, pada usia ini mereka sudah terbentuk karakternya dengan baik, sehingga bisa lebih mengendalikan diri dalam menggunakan gadget, tidak sekedar hiburan, tetapi karena kebutuhan.
Untuk bisa memiliki akun sosmed pribadi, disarankan pada anak usia 15 tahun ke atas, karena pada usia ini anak sudah cukup matang untuk meentukan mana yang baik dan mana yang buruk, daya pikirnya juga sudah mulai bersifat analitis, dan kritis, sehingga bisa menyaring informasi yang didapat dari sosmed dengan baik dan bertanggung jawab.

πŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’Ώ
TIPS:
1. beri batas waktu berapa lama harus menggunakan gadget setiap harinya, agar tidak kecanduan.
2. hindari menginstal aplikasi games yang mengandung unsur kekerasan dan pornografi.
3. dampingilah anak jika harus menjelajah/browsing internet, agar anak tidak sampai menelusuri situs bertema pornografi atau kekerasan.
4. orang tua diasarankan untuk lebih kreatif dalam membuat anak menjadi tenang tanpa harus memanfaatkan gadget.

πŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’ΏπŸ“€πŸ’Ώ
Catatan Akhir:
Dalam setiap zaman, selalu ada hal baru yang menuntut manusia untuk beradaptasi dengan cepat, dan mereka yang bisa bertahan terhadap perubahan adalah yang akan berhasil melalui zamannya. Ketika gadget menjadi hal baru di zaman sekarang, maka adalah kewajiban kita sebagai orang tua untuk membuat anak-anak kita mampu bertahan terhadap semua pengaruh negatif dari gadget, sehingga anak-anak bisa hidup sukses sebagai manusia yang bisa menguasai teknologi, bukan korban dari teknologi.

Komunikasi efektif

-Kumpulan Materi Kelas WA Sekolah Ibu-

🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸
Manusia berkomunikasi dalam empat cara, yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Ketika kita masih bayi hal pertama yang kita lakukan adalah mendengar sekeliling kita. Kita mengenali suara; kita terkejut oleh suara berisik, kita menjadi tenang oleh musik. Kemudian kita mulai menirukan suara yang kita dengar dan kita berekspresimen dengan menciptakan suara kita sendiri. Kita belajar bahwa menangis bisa menarik perhatian, kata-kata mengidentifikasi benda, dan hubungan antar kata bisa menimbulkan arti. Kemudian kita belajar bahwa tulisan pada halaman buku mengandung arti unik, dan kita kemudian belajar membacanya. Terakhir dari keempat cara yang kita pelajari untuk berkomunikasi adalah melalui tulisan, dan pemindahan yang sangat formal dari kata-kata ke atas kertas baru dimulai di sekolah, paling cepat di TK.

🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸
Sekarang, sebagai orang dewasa, meskipun dapat dikatakan kita sudah mahir bagaimana mendengar, berbicara, membaca, dan menulis, kita juga mengetahui bahwa hanya dengan β€œbagaimana” melakukannya tidak berarti kita bisa dapat memahami isi komunikasi dengan baik. Contohnya, meskipun kita mendengarkan guru berbicara di depan kelas, tidak semua ucapan guru bisa diingat oleh kita, meskipun kita sudah membaca buku, tidak semua tulisan di buku itu bisa kita fahami dengan baik, sering kita bicara tapi harus menjelaskan sampai berkali-kali baru orang bisa paham apa yang kita bicarakan. Bila ibu mengalami semua itu, saya yakinkan, ibu tidak sendiri. Dan kita perlu mempelajari tentang komunikasi yang efektif.

🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸
Komunikasi yang efektif membutuhkan keahlian. Untuk bisa berkomunikasi dengan baik maka kita harus tahu β€œaturannya” dan terus menerus berlatih.

Aturannya adalah:
1. Berprasangka baik (positive thinking)
2. Jelas
3. Tegas
4. Ringkas
5. Masuk akal

🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸
Komunikasi yang efektif harus bisa menghasilkan hubungan yang membahagiakan antara kedua pihak yang berkomunikasi.

Kuncinya: berbicaralah yang baik atau diam

🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸

Yang paling mempengaruhi komunikasi adalah:
1. Cara penyampaian
2. Kondisi fisik

Cara penyampaian akan sangat mempengaruhi pemahaman dari obyek yang menerima, setiap masalah itu bisa disampaikan dengan tujuan yang sama tetapi melalui berbagai sudut pandang yang berbeda.
Misalnya: β€œkecilin suara tivinya, berisik” atau β€œsuara tivinya terlalu keras, nanti mengganggu orang lain”

Kondisi fisik yang lelah bagi si ibu menjadikan komunikasi yang disampaikan akan berlebihan. Sementara bila kondisi fisik anak yang lelah, maka anak tidak akan bisa menerima informasi secara optimal. Jadi, sebaiknya komunikasi harus ditunda bila kondisi fisik ibu ataupun anak tidak memungkinkan, karena komunikasi menjadi bukan hanya tidak bisa diterima, tetapi lebih buruk lagi, bisa salah diterima.

Karena tidak perlu khawatir ketika anak tidak mendengarkan setiap nasihat yang kita sampaikan, tetapi khawatirlah ketika anak melihat kita berbuat yang tidak pantas ditiru

🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸 🌷 🌸
Catatan akhir:
Komunikasi yang terbaik adalah komunikasi yang muncul dari hati, karena apa yang keluar dari hati akan sampai ke hati juga. Jadi, berbicaralah dari hati pada anak-anak, berbicara dengan penuh hormat pada anak-anak, maka mereka akan menghormati kita sebagai orang tua.