Cara efektif mengatasi tantrum

-Kumpulan Materi Kelas WA Sekolah Ibu-

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน
Ciri-ciri tantrum:
1. Memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar tidak teratur.
2. Sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang baru.
3. Lambat beradaptasi terhadap perubahan.
4. Moodnya (suasana hati) lebih sering negatif.
5. Mudah terprovokasi, gampang merasa marah/kesal.
6. Sulit dialihkan perhatiannya.

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน
Faktor Penyebab
1. Terhalangnya keinginan anak mendapatkan sesuatu.
Setelah tidak berhasil meminta sesuatu dan tetap menginginkannya, anak mungkin saja memakai cara Tantrum untuk menekan orangtua agar mendapatkan yang ia inginkan.
2. Ketidakmampuan anak mengungkapkan diri.
Anak-anak punya keterbatasan bahasa, ada saatnya ia ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa, dan orangtuapun tidak bisa mengerti apa yang diinginkan. Kondisi ini dapat memicu anak menjadi frustrasi dan terungkap dalam bentuk Tantrum.
3. Tidak terpenuhinya kebutuhan.
Anak yang aktif membutuh ruang dan waktu yang cukup untuk selalu bergerak dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Kalau suatu saat anak tersebut harus menempuh perjalanan panjang dengan mobil (dan berarti untuk waktu yang lama dia tidak bisa bergerak bebas), dia akan merasa stres. Salah satu kemungkinan cara pelepasan stresnya adalah Tantrum. Contoh lain: anak butuh kesempatan untuk mencoba kemampuan baru yang dimilikinya. Misalnya anak umur 3 tahun yang ingin mencoba makan sendiri, atau umur anak 4 tahun ingin mengambilkan minum yang memakai wadah gelas kaca, tapi tidak diperbolehkan oleh orangtua atau pengasuh. Maka untuk melampiaskan rasa marah atau kesal karena tidak diperbolehkan, ia memakai cara Tantrum agar diperbolehkan.
4. Pola asuh orangtua
Cara orangtua mengasuh anak juga berperan untuk menyebabkan Tantrum. Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan, bisa Tantrum ketika suatu kali permintaannya ditolak. Bagi anak yang terlalu dilindungi dan didominasi oleh orangtuanya, sekali waktu anak bisa jadi bereaksi menentang dominasi orangtua dengan perilaku Tantrum. Orangtua yang mengasuh secara tidak konsisten juga bisa menyebabkan anak Tantrum. Misalnya, orangtua yang tidak punya pola jelas kapan ingin melarang kapan ingin mengizinkan anak berbuat sesuatu dan orangtua yang seringkali mengancam untuk menghukum tapi tidak pernah menghukum. Anak akan dibingungkan oleh orangtua dan menjadi Tantrum ketika orangtua benar-benar menghukum. Atau pada ayah-ibu yang tidak sependapat satu sama lain, yang satu memperbolehkan anak, yang lain melarang. Anak bisa jadi akan Tantrum agar mendapatkan keinginannya dan persetujuan dari kedua orangtua.
5. Anak merasa lelah, lapar, atau dalam keadaan sakit, sehingga mudah kesal dan tidak bisa mengendalikan emosinya.
6. Anak sedang stres (akibat tugas sekolah, dll) dan karena merasa tidak aman (insecure).
7. Anak gagal melakukan sesuatu, sehingga anak menjadi emosi dan tidak mampu mengendalikannya. Hal ini akan semakin parah jika anak merasakan bahwa orang tuanya selalu membandingkannya dengan orang lain, atau orang tua memiliki tuntutan yang tinggi pada anaknya.
8. Jika anak menginginkan sesuatu, selalu ditolak dan dimarahi. Sementara orang tua selalu memaksa anak untuk melakukan sesuatu di saat dia sedang asyik bermain, misalnya untuk makan. Mungkin orang tua tidak mengira bahwa hal ini akan menjadi masalah pada si anak di kemudian hari. Si anak akan merasa bahwa ia tidak akan mampu dan tidak berani melawan kehendak orang tuanya, sementara dia sendiri harus selalu menuruti perintah orang tuanya. Ini konflik yang akan merusak emosi si anak. Akibatnya emosi anak meledak.
9. Yang paling sering terjadi adalah karena anak mencontoh tindakan penyaluran amarah yang salah pada ayah atau ibunya. Jika Anda peduli dengan perkembangan anak Anda, periksalah kembali sikap dan sifat-sifat kita sebagai orangtua.

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน
Tindakan Pencegahan
1. mengenali kebiasaan-kebiasaan anak, dan mengetahui secara pasti pada kondisi-kondisi seperti apa muncul Tantrum pada si anak.
Misalnya, kalau orangtua tahu bahwa anaknya merupakan anak yang aktif bergerak dan gampang stres jika terlalu lama diam dalam mobil di perjalanan yang cukup panjang. Maka supaya ia tidak Tantrum, orangtua perlu mengatur agar selama perjalanan diusahakan sering-sering beristirahat di jalan, untuk memberikan waktu bagi anak berlari-lari di luar mobil.
Tantrum juga dapat dipicu karena stres akibat tugas-tugas sekolah yang harus dikerjakan anak. Dalam hal ini mendampingi anak pada saat ia mengerjakan tugas-tugas dari sekolah (bukan membuatkan tugas-tugasnya lho!!!) dan mengajarkan hal-hal yang dianggap sulit, akan membantu mengurangi stres pada anak karena beban sekolah tersebut. Mendampingi anak bahkan tidak terbatas pada tugas-tugas sekolah, tapi juga pada permainan-permainan, sebaiknya anak pun didampingi orangtua, sehingga ketika ia mengalami kesulitan orangtua dapat membantu dengan memberikan petunjuk.
2. melihat bagaimana cara orangtua mengasuh anaknya.
Apakah anak terlalu dimanjakan? Apakah orangtua bertindak terlalu melindungi (over protective), dan terlalu suka melarang? Apakah kedua orangtua selalu seia-sekata dalam mengasuh anak? Apakah orangtua menunjukkan konsistensi dalam perkataan dan perbuatan?
Jika anda merasa terlalu memanjakan anak, terlalu melindungi dan seringkali melarang anak untuk melakukan aktivitas yang sebenarnya sangat dibutuhkan anak, jangan heran jika anak akan mudah tantrum jika kemauannya tidak dituruti. Konsistensi dan kesamaan persepsi dalam mengasuh anak juga sangat berperan. Jika ada ketidaksepakatan, orangtua sebaiknya jangan berdebat dan beragumentasi satu sama lain di depan anak, agar tidak menimbulkan kebingungan dan rasa tidak aman pada anak. Orangtua hendaknya menjaga agar anak selalu melihat bahwa orangtuanya selalu sepakat dan rukun.
Yang paling utama adalah orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anak. Jika Anda marah, salurkanlah itu secara tepat. Anda harus ingat, bahwa anak merekam setiap kejadian yang positif maupun negatif yang terjadi di sekitarnya. Jika tanpa Anda sadari anak Anda sudah merekam sifat- sifat Anda yang buruk, atau dia melihat si Ayah memukul Ibunya, bisa dipastikan peristiwa itu akan membawa pengaruh buruk dalam hidupnya kelak.
Jika anak ingin bermain dan tidak ingin diganggu, berilah kesempatan secara bijaksana kepadanya. Jangan terlalu mengekang, dan beri kepercayaan bahwa dia bisa bermain dan bergaul dengan baik.

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน
Apa yang harus dilakukan Ketika Tantrum Terjadi
beberapa tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua adalah:
1. Memastikan segalanya aman.
Jika Tantrum terjadi di muka umum, pindahkan anak ke tempat yang aman untuknya melampiaskan emosi. Selama Tantrum (di rumah maupun di luar rumah), jauhkan anak dari benda-benda, baik benda-benda yang membahayakan dirinya atau justru jika ia yang membahayakan keberadaan benda-benda tersebut. Atau jika selama Tantrum anak jadi menyakiti teman maupun orangtuanya sendiri, jauhkan anak dari temannya tersebut dan jauhkan diri Anda dari si anak.
2. Orangtua harus tetap tenang, berusaha menjaga emosinya sendiri agar tetap tenang.
Jaga emosi jangan sampai memukul dan berteriak-teriak marah pada anak.
3. Tidak mengacuhkan Tantrum anak (ignore).
Selama Tantrum berlangsung, sebaiknya tidak membujuk-bujuk, tidak berargumen, tidak memberikan nasihat-nasihat moral agar anak menghentikan Tantrumnya, karena anak toh tidak akan menanggapi/mendengarkan. Usaha menghentikan Tantrum seperti itu malah biasanya seperti menyiram bensin dalam api, anak akan semakin lama Tantrumnya dan meningkat intensitasnya. Yang terbaik adalah membiarkannya. Tantrum justru lebih cepat berakhir jika orangtua tidak berusaha menghentikannnya dengan bujuk rayu atau paksaan.
4. Jika perilaku Tantrum dari menit ke menit malahan bertambah buruk dan tidak selesai- selesai, selama anak tidak memukul-mukul Anda, peluk anak dengan rasa cinta. Tapi jika rasanya tidak bisa memeluk anak dengan cinta (karena Anda sendiri rasanya malu dan jengkel dengan kelakuan anak), minimal Anda duduk atau berdiri berada dekat dengannya. Selama melakukan hal inipun tidak perlu sambil menasihati atau complaint (dengan berkata: “kamu kok begitu sih nak, bikin mama-papa sedih”; “kamu kan sudah besar, jangan seperti anak kecil lagi dong”), kalau ingin mengatakan sesuatu, cukup misalnya dengan mengatakan “mama/papa sayang kamu”, “mama ada di sini sampai kamu selesai”. Yang penting di sini adalah memastikan bahwa anak merasa aman dan tahu bahwa orangtuanya ada dan tidak menolak (abandon) dia.
5. Jika Anda terpaksa harus berseberangan pendapat dengan si anak saat dia mengamuk, kemukakan pendapat Anda secara tegas, tetapi lembut.
Jangan membentaknya, apalagi sampai mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Atur emosi Anda, karena dia tidak sedang bermusuhan dengan Anda, dan dia bukan musuh Anda. Abaikan tangisnya dan ajaklah dia berbicara dengan lembut. Jelaskan kepadanya mengapa Anda tidak memberinya mainan yang dia ingini dengan alasan yang jujur dan tidak dibuat-buat. Jelaskan dengan sabar sampai dia mengerti maksud Anda yang sebenarnya, karena saat itu adalah konflik yang sedang dialami oleh si anak. Pastikan bahwa ia bisa mengerti maksud Anda dengan baik, karena konflik yang berakhir menggantung, akan muncul di kemudian hari dengan bentuk yang tidak pernah Anda duga sebelumnya. Sekali lagi, atur emosi Anda. Mungkin Anda malu dilihat banyak orang di supermarket. Tapi ingatlah akan perkembangan emosi anak Anda. Bisa Anda bayangkan apa yang terjadi jika Anda terbawa emosi dan rasa malu, dan Anda bersikap keras kepada anak Anda

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐ŸŒน
Catatan akhir:
Ketika Tantrum Telah Berlalu
1. janganlah diikuti dengan hukuman, nasihat-nasihat, teguran, maupun sindiran.
2. Juga jangan diberikan hadiah apapun, dan anak tetap tidak boleh mendapatkan apa yang diinginkan (jika Tantrum terjadi karena menginginkan sesuatu). Dengan tetap tidak memberikan apa yang diinginkan si anak, orangtua akan terlihat konsisten dan anak akan belajar bahwa ia tidak bisa memanipulasi orangtuanya.
3. Berikanlah rasa cinta dan rasa aman Anda kepada anak. Ajak anak, membaca buku atau bermain sepeda bersama. Tunjukkan kepada anak, sekalipun ia telah berbuat salah, sebagai orangtua Anda tetap mengasihinya.
4. orangtua perlu mengevaluasi mengapa sampai terjadi Tantrum. Apakah benar-benar anak yang berbuat salah atau orangtua yang salah merespon perbuatan/keinginan anak? Atau karena anak merasa lelah, frustrasi, lapar, atau sakit? Berpikir ulang ini perlu, agar orangtua bisa mencegah Tantrum berikutnya.
5. Jika anak yang dianggap salah, orangtua perlu berpikir untuk mengajarkan kepada anak nilai-nilai atau cara-cara baru agar anak tidak mengulangi kesalahannya. Kalau memang ingin mengajar dan memberi nasihat, jangan dilakukan setelah Tantrum berakhir, tapi lakukanlah ketika keadaan sedang tenang dan nyaman bagi orangtua dan anak. Waktu yang tenang dan nyaman adalah ketika Tantrum belum dimulai, bahkan ketika tidak ada tanda-tanda akan terjadi Tantrum. Saat orangtua dan anak sedang gembira, tidak merasa frustrasi, lelah dan lapar merupakan saat yang ideal.
6. Ajarlah anak Anda untuk berlatih menguasai dan mengendalikan emosinya. Anda bisa mengajaknya bermain musik, melukis, bermain bola, atau permainan lainnya. Lewat permainan-permainan tersebut, anak belajar untuk menerima kekalahan, belajar untuk tidak sombong jika menang, bersikap sportif, dan belajar bersaing secara sehat. Tapi ingat, jangan sekali-kali Anda bermain curang. Mungkin Anda pikir ini hanya sekedar permainan. Tapi anak akan berpikir dan menerapkan pada dirinya, bahwa berlaku curang itu sah-sah saja.

Manajemen Stres

-Kumpulan Materi Kelas WA Sekolah Ibu-

๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚
Stres adalah reaksi normal psikologis dan fisik untuk kebutuhan kehidupan. Stres pada awalnya dimaksudkan untuk melindungi terhadap ancaman. Tetapi bila kita tidak dapat menanggulangi dengan baik, maka stres dapat merubah pikiran dan tubuh menjadi tidak normal.

๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚
Mekanisme terjadinya stress dan pengaruhnya terhadap fikiran dan tubuh.
Setiap kali ada rangsangan/perubahan yang dirasakan oleh panca indra kita, maka melalui syaraf2 panca indra tersebut mengirimkan sinyal ke Hypophyse (berada di dasar otak) sebagai alarm selanjutnya mengirimkan sinyalnya ke kelenjar anak ginjal untuk melepaskan hormone Adrenalin dan Kortisol.
Kortisol meningkatkan gula darah yang terutama digunakan otak (berfikir/mengatur), selain itu fungsi kortisol untuk meningkatkan persediaan bahan perbaikan sel2 tubuh, sistem kekebalan tubuh, reproduksi dan pertumbuhan serta merangsang beberapa kelenjar tubuh lainnya untuk peroses metabolisme.
Adrenaline meningkatkan denyut jantung, dan peningkatan tekanan darah dan juga meningkatkan pasokan energi.

๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚
Jika pikiran dan tubuh selalu cemas karena stres yang berlebihan setiap hari, lama kelamaan tubuh akan menghadapi masalah-masalah kesehatan serius. Tubuh akan bekerja terus menerus dalam kondisi tidak normal/overload yang akhirnya dapat menyebabkan:
Gangguan jantung
Masalah tidur
Masalah pencernaan
Depresi
Obesitas
pelemahan Memori/ingatan
Kelainan pada kulit seperti eksim dan lain-lain

๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚
Sebagai ibu rumah tangga ada banyak faktor yang bisa memicu stres misalnya, pekerjaan yang berat dan rumit, merawat orang tua, bayi atau anak-anak yang beranjak dewasa, tugas rumah tangga yang cukup membuat kita kewalahan sejak pagi hingga sore hari. Kita mungkin merasa kegiatan harian ini adalah kewajiban yang harus dilaksanakan dan tidak heran bila kita mengalami stress karena mendapatkan permasalahan dalam setiap kali menanganinya.

๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚
Cara mengelola stress sebagai ibu rumah tangga:

1. Meditasi / berdiam diri
Usahakan bangun awal 10 atau 15 menit dari jadwal bangun pagi biasanya untuk berdoa sejenak lalu meditasi atau yoga atau berdiam diri mampu membuat kita lebih tenang dan rileks, duduklah di atas tempat tidur lalu atur napas perlahan tarik dan hembuskan lakukan 5 sampai 10 hembusan lalu buka mata dan bangunlah dari tempat tidur, walaupun kegiatan ini terlihat sepele tapi ini awal yang baik untuk sepanjang hari.

2. Awali dengan senyuman
Senyuman karena survei membuktikan senyuman di pagi hari merupakan amunisi terbaik untuk menghadapi rutinitas kegiatan, senyum seorang istri kepada suami dan anak-anaknya memberi aura positif juga bagi mereka dan juga diri sendiri, apapun yang terjadi tetaplah tersenyum.

3. Tidur
Tidur merupakan cara manusia melepas lelah dan penat, mengusahakan tidur 8 jam dalam sehari merupakan hal yang terbaik. Bagi seorang ibu rumah tangga terkadang melewatkan tidur atau menundanya karena kesibukan mengurus rumah tangga dan anak anaknya. Cobalah ikut Sejenak tidur dengan pulas ketika anak anda tidur siang lupakan sejenak pekerjaan sehingga ketika anda bangun bisa dengan rileks mengerjakannya. Hal semacam itu juga berlaku ketika weekend bangunlah agak telat dari biasanya bersama suami dan anak anak nikmati kebersamaan di dalam kamar sambil bergurau atau bercerita dengan mereka nikmati waktu itu sebaik mungkin agar kemesraan dan kebersamaan dengan keluarga tetap terjaga.

4. Mencoba hal baru
Cobalah untuk selalu mengatasi stress dengan mencoba kegiatan kegiatan tidak seperti biasanya seperti memasak menu baru dengan mengajak suami atau anak-anak untuk sekedar mencicipi atau mengomentari masakan baru anda. Mengatur atau memindah mindahkan perabotan furniture rumah anda. Anda juga bisa membersihkan barang barang kesukaan anda atau bercocok tanam di kebun serta merawat tanaman bunga anda di taman. Hal tersebut adalah cara agar anda Agar anda tidak terfokus hanya kegiatan rumah tangga yg monoton.

5. Bernyanyi atau mendengarkan musik
Cobalah untuk melakukan kegiatan memasak, mencuci dll dengan bernyanyi atau mendengarkan lagu favorit anda,secara tidak langsung hal ini dapat mengurangi beban anda dalam melakukan pekerjaan rumah tangga karena dilakukan dengan gembira.

6. Bersosialisasi
Menjadi seorang ibu rumah tangga bukan jadi alasan untuk berdiam diri di rumah tanpa melakukan apapun di luar hanya demi kegiatan rumah tangga. Mengikuti arisan dengan mengobrol serta berbagi cerita tentang apapun sampai tertawa lepas merupakan hal yang baik untuk mengusir stress, mengobrol dengan tetangga serta Menjalin silaturahmi dengan berkunjung ke rumah sanak famili juga hal yang baik untuk dilakukan dalam melepas penat di rumah. Tapi kesemua itu bukan berarti menelantarkan anak dan masih dalam batas normal dan izin suami.

7. Memanjakan diri
Lelah mengurus segala urusan rumah tangga wajar bagi para ibu menyenangkan dirinya sendiri dengan pergi kesalon atau melakukan perawatan diri di rumah dengan berendam air hangat ataupun luluran. Mintalah suami untuk menjaga buah hati sejenak agar anda tenang dan rileks melakukannya. Belanja untuk diri sendiri juga alternatif wanita dalam mengatasi stress tapi harus juga disesuaikan dengan kemampuan keuangan anda.

8. Liburan
Berlibur merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi seorang ibu rumah tangga. Pilihlah tempat yang menyenangkan yang telah di sepakati bersama. Pergi ke tempat rekreasi, pantai atau tempat yang memiliki pemandangan indah agar mata dan pikiran terhibur dan jiwa menjadi tenang.

9. Bercinta
Tidak dapat di pungkiri manusia itu harus tercukupi kebutuhan lahiriah dan batiniah. Nah apabila kebutuhan lahiriah telah tercukupi maka batiniah juga harus terpenuhi. Cobalah untuk berduaan dengan suami entah dikamar bercerita masa pacaran ataupun pergi menonton film kesukaan berdua dikamar atau bioskop ataupun mencoba gaya baru bercinta. Hal tersebut obat mujarab dalam menangkal stress serta menambah imunitas tubuh kita. Cobalah untuk bercerita berkeluh kesah tentang kegiatan anda dirumah dan mengurus anak-anak mintalah bantuannya dan pendapatnya mengenai urusan rumah tangga. Hal tersebut juga dapat mempererat ikatan rumah tangga menjadi bergairah dan harmonis.

๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚๐Ÿƒ๐Ÿ‚
Catatan akhir:
Banyak hal yang dapat dilakukan seorang ibu rumah tangga dalam mengatasi kejenuhan mengelola urusan rumah tangga. Apapun itu semua hal dapat dilalui dengan kesungguhan hati dan keikhlasan dalam melakukannya serta selalu mendekatkan diri dan ingat kepada Tuhan YME adalah kunci dari semua itu. Semoga Cara mengelola stress sebagai ibu rumah tangga tersebut diatas berguna bagi para wanita yang merupakan pahlawan rumah tangga agar menjadi keluarga harmonis dan mencetak generasi yang berguna bagi semua.

Pengenalan Psikologi Sejak Dini

-Kumpulan Materi Kelas WA Sekolah Ibu-

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang
Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri”. (QS 46:15)
๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„
Dampak kurangnya pengenalan psikologi pada anak:
โ€ข Anak kurang mengenal potensi
โ€ข Anak kurang mengenal kekurangan

Bila terakumulasi pada masa remaja akan menjadi:
โ€ข Pribadi yang subyektif, egosentris
โ€ข Mengambil keputusan berdasarkan emosi dan pengaruh teman

๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„
Realitanya:
โ€ข Orang tua menyepelekan bimbingan psikologis pada anak
โ€ข Anak lebih suka curhat pada teman yang pengetahuan psikologisnya masih sama dengan anak kita
โ€ข Perilaku aneh remaja dianggap wajar oleh orang tua

๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„
Apa yang harus dilakukan?
โ€ข Orang tua harus punya dasar ilmu psikologi
โ€ข Tidak sungkan untuk menggunakan jasa psikologi
โ€ข Menjadi teman bicara yang baik bagi anak

โ€œWalaupun bonding antara ibu dan anak terjadi secara alami, faktanya adalah anak Anda memiliki sistem saraf yang berbeda dengan Anda. Apa yang membuat Anda nyaman belum tentu bisa membuat anak Anda nyaman. Apa yang Anda sukai belum tentu disukai anak Anda. Anda tidak akan mengerti kebutuhan mereka jika Anda tidak mengambil waktu untuk mempelajari bahasa tubuh dan isyarat anak Anda dan meresponnya dengan benarโ€.

๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„
Catatan akhir:
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyeasali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Karakter anak, dibentuk atau terbentuk?

-Kumpulan Materi Kelas WA Sekolah Ibu-

๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’
Usia 0 sampai 6 tahun adalah fase paling ideal untuk pembentukan karakter anak, karena setelah usia tersebut anak sudah akan terbentuk karakternya (baik disengaja maupun tidak disengaja) dan untuk membuat karakternya sesuai harapan kita akan menjadi lebih sulit. Karakter sejatinya adalah penentu kesuksesan anak di masa depan, karena anak-anak dengan karakter kuat akan mampu belajar lebih tekun, bekerja lebih gigih, dan beribadah lebih khusyuk.

๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’
Setelah anak 3 tahun karakternya semakin terlihat nyata.
Menurut teori psikoanalisa, orang tua bisa membentuk sifat dan karakter anak akan menjadi seperti apa. Syaratnya:

๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’
1. Konsisten
Terapkan pendidikan dan pengasuhan yang konsisten. Konsistensi juga termasuk di dalamnya sikap orang tua yang seharusnya mencerminkan apa yang diajarkan pada anaknya.

๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’
2. Konsekuen
Anak harus diajarkan mengenai konsekuensi. Berikan konsekuensi yang mendidik dan tidak berupa kekerasan fisik.

๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’
3. kontinu
Membentuk sifat dan sikap anak tentu saja tidak bisa dalam semalam dua malam saja melainkan sepanjang waktu. tentunya dalam pantauan dan dimantapkan saat anak dalam perkembangan lebih lanjut.

๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’
Catatan akhir:
โ€œapabila orang tua tidak membentuk karakter anak secara sengaja, maka secara tidak disengaja karakter anak akan terbentuk dari apa yang anak amati dari lingkungannyaโ€ (teori psikososial).

Mendidik anak untuk menjadi pembelajar mandiri dan seumur hidup

-Kumpulan Materi Kelas WA Sekolah Ibu-

๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„
Hidup adalah kelas belajar yang luas. Tempat semua hal bisa menjadi ilmu untuk memperbaiki segalanya. Kita tidak pernah tahu apa yang akan dihadapi anak kita di masa yang akan datang, di zamannya mereka hidup nanti. Tapi yang pasti, apapun yang akan mereka hadapi nanti mereka akan siap untuk menghadapinyanya karena mereka punya kemampuan untuk belajar yang tinggi. Menyesuaikan setiap perubahan dunia, dan menjadi bagian terbaik dari perubahan itu.

๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„
Hal-hal yang harus dikembangkan pada anak untuk bisa menjadi pembelajar mandiri:
1. Memberi stimulus
Beri kesempatan anak untuk bisa merasakan berbagai pengalaman, berbagai rasa, berbagai warna dalam kegiatan kita sehari-hari. Ajak anak terlibat dalam kegiatan kita sehari-hari, sehingga mereka bisa merasakan apa yang kita rasakan.
2. Memberi kesempatan anak untuk berfikir
Setiap kali setelah memberi stimulus, jangan buru-buru meminta pendapat anak, biarkan mereka berfikir sendiri tentang apa yang dilihat, dirasa, didengar.
3. Menghargai setiap respon yang diberikan anak
Karena dari sana kita bisa tahu stimulus apa yang harus diberikan selanjutnya.

๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„
Hal-hal yang harus dihindari:
1. Mudah menyalahkan anak
Membuat anak jadi selalu takut salah sebelum melakukan apapun, lebih mengkhawatirkan pendapat orang daripada akibat dari tindakannya.
2. Menyelesaikan masalah tidak pada tempatnya (membesar-besarkan masalah kecil).
Membuat anak tidak bisa belajar menganalisa masalah dengan baik, sehingga merasa sudah susah dulu sebelum mengerjakan.
Contoh karena terburu2 seorang bapak tidak sengaja menyenggol kopi di meja, kopi tumpah ke baju kerjanya, kemudian marah-marah ke anak dan istri, menginvestigasi siapa yang taruh kopi di meja, kenapa taruhnya terlalu ke pinggir, karena marah2 dulu akhirnya ketinggalan mobil jemputan, harus naik taksi yang ongkosnya mahal, terus sampai di kantor terlambat, akhirnya kena tegur atasan, dan seterusnyaโ€ฆPadahal kalau tadi buru-buru diganti saja bajunya, dan langsung berangkat kerja in sya Allah urusannya beres. Dan melihat kopi tumpah di pagi hari tanpa perlu dimarahi pun satu keluarga (istri dan anak) sudah akan membuat โ€œcatatanโ€ untuk berhati-hati kalau meletakkan kopi di meja.
Jadi, terbiasa membesar-besarkan masalah malah menjadikan 90% urusan kita berantakan oleh 10% insiden kecil.

๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„๐Ÿ„
Catatan akhir: โ€œanak-anak belajar bukan untuk menjadi tahu segala hal, tetapi anak-anak belajar untuk menjadi lebih bijaksana menggunakan pengetahuannyaโ€

MEMPERSIAPKAN PENDIDIKAN ANAK

-KUMPULAN MATERI KELAS WA SEKOLAH IBU-

KI HAJAR DEWANTARA
โ€œAnak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat ituโ€

Mengarahkan pendidikan anak-anak sangat menentukan keberhasilan mereka di masa yang akan datang. Karena anak-anak akan hidup di dunia nyata yang penuh dengan persaingan. Kemampuan mereka bersaing menjadi penentu posisi mereka di kehidupannya kelak.

Tetapi, kemampuan bersaing ini tidak berbanding lurus dengan kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Karena ada begitu banyak orang dengan keterbatasan intelektual tetapi mampu menduduki posisi penting di masyarakat, dan ada begitu banyak orang dengan keterbatasan fisik bisa memimpin begitu banyak orang.

Yang diperlukan oleh anak-anak untuk bisa bersaing dengan yang lain adalah menjadi dirinya sendiri. Karena setiap anak istimewa dan dengan keistimewaannya itu mereka bisa menjadi yang terbaik di masyarakat.

Karenanya, kunci utama pendidikan adalah hubungan yang sangat erat antara ibu dan anak.

Kedekatan ibu dan anak yang sangat kuat akan menimbulkan kepercayaan yang besar pada anak untuk memunculkan kemampuan dirinya.

Kedekatan ibu dan anak yang sangat kuat akan menjadi modal yang berharga bagi ibu untuk membukakan jalan mana yang terbaik untuk dilalui oleh anak-anaknya.

Jadi, memilih sekolah yang tepat untuk anak-anak dasarnya adalah dari kemampuan anak yang paling mungkin untuk berkembang.

Sekolah pada tingkat dasar haruslah tanpa beban, karena justru kita membutuhkan fase ini untuk menguatkan hubungan ibu dan anak, dan mengenali kemampuan dasar anak.
Sekolah pada tingkat menengah adalah membantu ibu membimbing masa pubertas anak untuk mengenyangkan anak dengan pengalaman batin menghadapi masa perubahan hormon, perubahan fisik, menuju kesempurnaan manusia.
Sekolah pada tingkat tinggi adalah membantu ibu melepas anak-anak menjadi manusia dewasa. Berpikiran matang dan mandiri.

Catatan akhir:
Pendidikan adalah hak setiap anak, bagian paling dominan yang dibutuhkan untuk pendidikan berkualitas bukanlah biaya yang besar, tetapi perhatian penuh dari orang tua terutama ibu. Semakin besar perhatian seorang ibu pada anak-anaknya, maka semakin besar kesempatan anak untuk mendapat pendidikan terbaik.

Kegelisahan saya

Apa yang kita berikan pada generasi kita sekarang? Selain kemalasan dan konsumerisme. Sedih saya melihat anak-anak kita hanya bersekolah sebisanya, kemudian bekerja sebisanya untuk bisa beli barang-barang mahal yang tidak terlalu diperlukan. Sedih saya melihat mereka bekerja dengan tanpa semangat, terutama yang wanita, tanpa harapan akan perubahan kecuali menikah. Yang jadi pramuniaga, melayani pembeli dengan tanpa senyum. Yang menjadi OB duduk di pojok toilet sambil nongkrong atau main hape. Yang jadi pramusaji restoran fastfood melayani pembeli dengan wajah kelelahan. Kadang tidak sabaran menunggu orderan pembeli. Apa yang kita hasilkan pada pendidikan yang berorientasi kerja? Apa yang kita hasilkan ketika setiap kali anak berangkat ke sekolah yang kita ingatkan adalah belajar yang rajin, biar gede bisa kerja kantoran.

Ingin sekali melihat semangat anak muda yang meskipun pekerjaannya masih sangat biasa saja, tapi semangat sekali melakukannya, menyadari bahwa ini bukan pekerjaan seumur hidup, saya harus belajar sesuatu dari sini, saya harus menjadi sesuatu setelah ini, tidak masalah siapa saya sekarang, yang penting adalah bagaimana saya nanti. Mungkin masih ada generasi seperti itu, banyak bisa jadi, tetapi mereka masih sangat kurang banyak dibanding selebihnya. Selebihnya yang biasa terlihat ada di mana-mana.

Saya tidak bisa berharap pada siapa-siapa kecuali pada diri saya sendiri. Bagaimana memperbaiki yang sudah terjadi. Adalah memulai dari sekarang, untuk masa yang akan datang. Dan saya hanya bisa berbuat dari diri saya sendiri, mengajak orang yang paling bisa saya ajak. Mengingatkan orang yang paling bisa mendengar saya. Menuangkan ide pada orang yang paling membutuhkan ide saya. Bersyukur saya diberi jalan lewat Sekolah Ibu. Memulai perbaikan generasi, dari sumber generasi itu sendiri, yaitu para ibu. Memastikan setiap rumah tidak kekurangan pendidikan hanya karena keterbatasan ekonomi. Hanya langkah kecil yang bisa saya buat, tapi berharap bisa dilanjutkan oleh langkah yang lain sehingga kita bisa memindahkan gunung masalah yang besar itu.

logo3

Train your little dragon

Judulnya melatih naga kecil. Siapa naganya? Anak-anak kita jawabnya. Mereka itu seperti naga-naga kecil yang sudah berpotensi menyemburkan apinya, berpotensi terbang tak tentu arah, dan kita, tidak bisa membiarkan mereka membakar apapun yang ada di hadapan mereka, ataupun terbang entah kemana tanpa tahu kapan kembali. Dan di luar sana, ada begitu banyak pihak yang menginginkan potensi mereka untuk โ€œdimanfaatkanโ€ oleh mereka yang tidak berhak. Melatih si โ€œnagaโ€ kecil itu butuh kesabaran dan trik jitu. Anak-anak dengan segala potensinya, tidak boleh menjadikan mereka kehilangan semua itu, tetapi juga tidak membiarkan mereka tidak paham apa yang harus mereka lakukan untuk bisa diterima dengan lingkungannya. Anak-anak perlu belajar etika yang bersumber dari empati, sopan santun yang bersumber dari kasih sayang, dan mendengarkan yang bersumber dari rasa hormat.

Etika adalah perilaku kita terhadap sesama yang menjaga norma-norma yang ada di masyarakat, tidak dengan paksaan, tetapi harus mulai ditimbulkan dari rasa empati, seperti bagaimana jika mereka mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, bagaimana jika mereka diperlakukan tidak adil. Sehingga kemudian anak-anak akan dengan secara sadar berusaha menjaga norma di masyarakat itu sebagai rasa empatinya pada sesama manusia.

Sopan santun adalah perilaku kita pada sesama manusia yang menempatkan orang lain pada posisi yang tepat. Sikap itu tidak bisa timbul dengan paksaan, harus muncul dari adanya rasa kasih sayang dalam diri si anak. Bagaimana kasih sayang yang ada di jiwanya itu kemudian menempatkan orang lain sebagai individu yang harus dijaga haknya dengan menampilkan sikap sopan santun pada mereka.

Mendengarkan adalah perilaku yang sulit dilakukan oleh anak-anak, karena sebagian besar metode belajar mereka harus dilakukan dengan mendengarkan, terutama mendengarkan ucapan mereka yang lebih tua seperti guru, orang tua, kakek, nenek, dan sebagainya. Dan mendengarkan baru bisa mereka lakukan ketika ada rasa hormat di hati mereka pada orang yang mereka dengar. Dan itu muncul ketika orang yang ingin mereka dengar bisa menunjukkan kepribadian yang patut untuk dihormati. Karenanya menjadi orang yang terhormat menjadikan anak-anak paham bahwa menjadi terhormat itu sulit sekali, dan mereka harus menghargai mereka yang ada di posisi itu. Terhormat bukanlah kata yang dibatasi oleh jabatan, terhormat adalah sikap yang menempatkan seseorang di posisi yang tinggi karena ilmunya, ilmu yang terwujud dalam sikap, bukan ilmu yang hanya tersimpan dalam kepala. Itu artinya, menjadi terhormat adalah menjadikan apa yang sudah dipelajari dalam hidup menjadi amalan sehari-hari. Dan anak-anak harus paham itu semua.

Jadi, anak yang beretika, sopan, menghormati orang tua bukanlah hasil latihan dengan rotan, cambuk atau mata melotot, tetapi hasil pemahaman mereka akan hakikat dari sumber semua sikap tersebut. Maka, si naga kecil itu tahu bahwa api yang keluar dari mulutnya akan bermanfaat untuk membantu menghangatkan, dan mereka tahu bahwa kalau mereka terbang jauh, ada orang di rumah yang menunggu mereka penuh harap untuk segera pulang.

can-t-find-the-perfect-clip-art-yt2TPp-clipart

Mengenal Siapa Anak Kita?

Anak yang ada di hadapan kita, adalah anugrah terbesar dari Allah SWT. Mereka diberikan kepada kita sebagai material dasar yang belum bisa apa-apa. Tetapi kita tidak berhak membentuknya menjadi apapun sesuai kemauan kita tanpa melihat seperti apa material dasarnya. Itu karena, produk akhir tidak hanya tergantung pada proses pembentukannya, tetapi lebih pada material dasar yang dipakai. Jadi, langkah pertama untuk pembentukan anak adalah mengenalinya terlebih dahulu. Apakah dia seperti besi yang harus ditempa, apakah dia seperti pualam yang harus dipahat, apakah dia seperti pasir yang harus dicetak, apakah dia seperti kaca yang harus dibakar, apakah dia seperti tanah liat yang harus dibentuk? Semua perlakuan kita pada anak akan berbeda-beda tergantung sifat bawaan dari anak itu, dan sifat bawaan itu tidak pernah jauh dari sifat bawaan ibu dan bapaknya, karena ayam akan melahirkan anak ayam, kucing akan melahirkan anak kucing. Hal yang perlu dilakukan secara sama oleh setiap ibu dan sedang kita pelajari di Sekolah Ibu adalah kapan waktu yang tepat untuk melakukan proses pembentukan itu dan bagaimana kita bisa mengenali materi dasar yang ada pada diri anak kita sehingga, setiap ibu bisa secara bijaksana mengambil langkah-langkah pengasuhannya. Ibu yang mempunyai visi dan misi yang jelas bagi anak-anaknya akan bisa dipastikan menghantarkan anak-anaknya pada gerbang keberhasilan. Dan keberhasilan itu, tidak hanya untuk si ibu dan si anak, tetapi untuk keberhasilan global yaitu umat. Ada misi yang jelas dari setiap pengasuhan anak, yaitu menegakkan Dinullah di muka bumi, karena hanya dengan itu bumi menjadi lestari. Dan misi inilah yang paling ditakuti oleh musuh Islam. Mereka tidak suka bila generasi Islam maju, dan karenanya kunci kemenangan Islam sejatinya ada pada ibu-ibu pemilik generasi Islam itu. Itulah kitaโ€ฆ

Awalia Hafsyah โ€“ Sekolah Ibu

FB: Awalia Hafsyah

Blog: awaliahafsyah.wordpress.com

Anak Kita dan โ€œIdaman Hatinyaโ€

Beberapa waktu ini saya sering mendapati postingan tentang anak-anak sd yang sudah bisa membuat surat cinta dan yang sudah berani berselfie mesra dengan pacarnya. Miris? Semestinya iya. Tetapi tidak juga menutup mata kita bahwa memang di usia itu mereka sudah mulai mengalami perkembangan terkait dengan hormon dan fisik, sehingga sebetulnya โ€œwajarโ€ bila anak sd sudah bisa melakukan semua hal yang tersebut. Saya bisa bicara seperti ini karena itu saya alami sendiri pada anak saya yang sekarang duduk di kelas 4 sd. Si Kakak, begitu kami memanggilnya, sudah mulai bertanya-tanya tentang menstruasi, pacaran, dan hal-hal yang berhubungan dengan seksualitas. Saya tidak melihatnya sebagai hasil negatif dari pergaulan atau tontonan televisi, saya justru lebih melihatnya sebagai bagian dari perkembangannya sebagai seorang manusia normal. Jadi, saya tidak serta merta jengah untuk membahasnya. Saya dan si kakak malah senang membahasnya, membicarakannya selayaknya hal-hal penting dalam kehidupan. Saya bahkan bisa tahu siapa teman sekelasnya yang sekarang sedang kakak โ€œsukaiโ€, bagaimana tipe laki-laki kesukaannya (amazing kan anak umur 9 tahun sudah bisa mendeskripsikan tipe pria). Itu bukan hal yang tabu, itu justru menjadi feedback buat saya tentang bagaimana cara berfikir anak kita, dan apa sebetulnya yang dia butuhkan. Karena sesungguhnya apa yang โ€œdisukaiโ€ anak kita itu berarti hal-hal yang sejatinya ia butuhkan, seperti misalnya kasih sayang, perhatian, dan sebagainya. Dan yang terpenting dari semua itu, kita bisa jauh lebih mudah menunjukkan cara berpikir yang benar tentang seksualitas pada anak dibandingkan dengan menilai negatif bila anak kita mulai berbicara hal-hal tersebut. Anak, sesungguhnya mengidolakan orangtuanya sebelum siapapun, tetapi sayangnya, mereka akan beralih idola ketika idola pertama mereka itu tidak lagi mau diidolakan. (Ditulis dengan penuh cinta untuk kakak, someday kalau sudah boleh buka facebook)

993932_606717062682825_323329181_n